|Pakaian Renang dan Pakaian Dalam  |  Laptop dan Netbook  |  Jogja Antik   |  Tebing Siung |  Climbing Activity  |  Panjat Tebing Sleman  |  Bayi Sehat Bertaman dan Berkebun|

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."

Sleman Juara Umum Panjat Tebing Porprov DIY XI 2011

Posted: Wednesday, November 2, 2011 by Karis As A Trader in Labels:


Klasemen Akhir Perolehan Medali Panjat Tebing Porprov XI Tahun 2011. Persaingan sangat ketat antara Sleman dan Kota, dan berdasarkan perhitungan nilai, Sleman unggul 5 poin atau setara dengan 1 emas. Target Sleman adalah 7 emas 7 Perak dan 6 Perunggu atau total poin 62, namun di perjalanan merubah strategi bermain aman untuk mencari keunggulan poin tanpa memperhatikan jumlah emasnya berapa namun bagaimana bisa unggul poin di akhir kompetisi. Dan hasilnya seperti diatas. Sleman Juara Umum. Selamat untuk Tim Panjat Tebing Sleman!

Transformasi Tempat 'Wisata Hantu' Menjadi Sebuah Ikon Wisata

Posted: Sunday, September 4, 2011 by Karis As A Trader in Labels:


"ANGKER DAN MENGERIKAN!". Beberapa tahun yang lalu, agaknya kesan itulah yang kita dapatkan saat mendengar kata 'Lawang Sewu' di kota Semarang. Padahal itu merupakan sebuah objek wisata, atau lebih tepatnya merupakan ikon sebuah kota yaitu Semarang. Beberapa waktu yang lalu Lawang Sewu, yang juga merupakan sebuah peninggalan bersejarah, tak ubahnya sebuah bangunan tua yang kemudian dimanfaatkan menjadi sebuah tempat untuk 'uji nyali'. Menjual kengerian dan keangkerannya. Hantu penjaga dan keangkeran bangunan Lawang Sewu tak ubahnya menjadi sebuah daya tarik wisata, dimana orang-orang kemudian secara tidak langsung mengubahnya menjadi sebuah 'wisata hantu'.
Lambat laun, Lawang Sewu makin disadari oleh Pemerintah Semarang sebagai sebuah bangunan peninggalan bersejarah yang mestinya dilestarikan, dan dijauhkan dari citra angker yang berhantu. Upaya renovasi kemudian dirintis PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang merupakan pengelola langsung lawang sewu. Tembok-tembok dicat baru, penerangan ditambah, disaput oleh warna krem yang lembut mulai gedung A hingga gedung D, bercampur meriah dengan paduan lis kuning dan cokelat, halaman gedung yang semula liar tak terawat kini dipasangi paving block, tak kurang taman bunga dan rerumputan yang tertata rapi di setiap sudutnya.
Upaya renovasi tersebut telah dimulai sejak 2009 lalu. Pembangunannya-pun tak sembarangan. Menurut Kepala Pusat Pelestarian dan Bangunan Bersejarah PT KAI Ella Ubaidi kegiatan renovasi tersebut dimulai dengan pendataan, kemudian dalam pemugarannya, mereka melibatkan tokoh sejarah dan akademisi, karena itu merupakan bangunan bersejarah. Renovasi gedung Lawangsewu memang diupayakan semirip mungkin dengan bangunan aslinya, hal tersebut agar tidak menghilangkan nilai sejarah dari bangunan tersebut. Hal tersebut diterangkan pula oleh Ella, tim perenovasi mendata dinding dan ubin yang rusak, kemudian mula-mula diteliti komposisi kandungan dinding dan ubinnya. Berdasarkan hasil penelitian itu  kemudian dibuat material renovasi yang mirip sekali dengan aslinya.
Dana yang digunakan untuk memugar bangunan bersejarah tersebut tidaklah sedikit. Pemugaran gedung A dan B saja diakui oleh Ella menelan anggaran hingga Rp 4 miliar, belum lagi biaya pemeliharaannya, tak kurang Rp 80 juta per tahun.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik kemudian menetapkan Lawang Sewu sebagai bangunan cagar budaya melalui Kemenbudpar, pada Juni 2010. Hal tersebut dikarenakan, sebuah benda atau bangunan dapat dikategorikan menjadi cagar budaya apabila telah berusia 50 tahun atau lebih. Kenapa 50 tahun? Karena bila telah 50 tahun, bangunan tersebut dianggap telah memiliki arti khusus bagi sejarah, agama, pendidikan, dan kebudayaan, serta memiliki nilai budaya.
Puncaknya 5 Juli 2011 kemarin, serentak, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Herawati Boediono (istri Wakil Presiden Boediono) dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan sejumlah anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu.
Kedatangan Ibu Negara dalam rangka peresmian Purnapugar Lawang Sewu, sekaligus mengangkat Lawang Sewu sebagai ikon wisata sejarah yang penting di jantung ibu kota Jawa Tengah. Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono selaku Pembina Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) datang untuk meresmikan Purna Pugar Lawang Sewu, sekaligus membuka secara resmi pameran budaya dan pekan kuliner yang diikuti oleh 26 provinsi se-Indonesia dan 35 Kabupaten kota se-Jawa Tengah. Festival itu diberi nama "Pameran Kriya Unggulan Nusantara".
Lengkap kini transformasi Lawang Sewu, ia yang dahulu merupakan gedung bersejarah bagi kantor Nederland-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada 1904 dan resmi digunakan sebagai kantor jawatan kereta api di Indonesia pada 1907. Untuk beberapa waktu, bangunannya mulai rapuh dan ke-historisan tempatnya mulai 'dialihfungsikan' menjadi sebuah 'wisata hantu'.
Kini  Lawang Sewu kembali diremajakan. Lawang Sewu diharapkan menjadi sebuah tempat destinasi wisata baru. Menjadi harapan bagi citra pariwisata Semarang dan Jawa Tengah. Semoga, sebuah transformasi yang luar biasa akan tercipta.
Tahun bersejarah bagi Lawang Sewu
NoWaktuPeristiwa
1  1904 Gedung lawang sewu dibangun
1907 Lawang Sewu resmi digunakan sebagai kantor jawatan kereta api di Indonesia
3  1 Juli 2011Pelaksanaan restorasi Gedung Lawang Sewu telah selesai dan resmi diumumkan oleh Kepala Pusat Pelestarian Benda dan Aset Bersejarah PT Kereta Api
4 5-10 Juli 2011 Peresmian restorasi Lawang Sewu oleh Ibu Negara dan pembukaan pameran budaya dan pekan kuliner
5  2009Upaya renovasi Lawang Sewu dimulai
*dikutip dari berbagai sumber

Wisata Merapi di Sepanjang Muntilan

Posted: by Karis As A Trader in Labels:


Magelang, CyberNews. Rasanya memang kurang adil, jika tempat eks bencana alam dijadikan sebagai tontonan. Seperti halnya rumah-rumah yang hancur tersapu banjir lahar dingin Gunung Merapi.
Tetapi bagi sebagian pemudik yang penasaran, pemandangan seperti ini bisa disaksikan di sepanjang  Jalan Pemuda Muntilan. Meski telah menelan kerugian materi yang luar biasa, tatapi sisa letusan Gunung Merapi ini membawa berkah bagi para penambang pasir dan batu.
Di sepanjang kawasan Muntilan ini, para pemudik disuguhi dengan pemandangan patung-patung batu alam hasil karya para seniman lokal. Muntu dan cobek di kawasan tersebut juga terkenal dengan kwalitasnya yang nomer satu lho.
Sementara itu, saat tim liputan arus mudik CyberNews melintas di kawasan ini, Sabtu sore (20/8), beberapa petugas nampak tengah mengerjakan perbaikan jalan dengan menggunakan alat berat. Kendati demikian, hal ini tidak terlalu mengganggu aktivitas arus lalu-lintas.
Penumpukan kendaraan yang cukup panjang justru terjadi di perempatan menuju wisata Borobudur. Titik ini berpotensi rawan kemacetan lebih panjang jika sudah banyak pemudik yang mewarnai kawasan ini.
Suara Merdeka ( Diantika PW / CN26 / JBS M ) - 

Kepala Daerah Diminta Tata Sub Destinasi Wisata

Posted: by Karis As A Trader in Labels:


Semarang, CyberNews. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI telah menetapkan empat tujuan wisata nasional di Jawa Tengah yakni Borobudur-Yogyakarta, Semarang-Karimunjawa, Solo-Sangiran, dan Cilacap-Pangandaran. Dari destinasi nasional itu memang banyak lokasi wisata yang tidak masuk di dalamnya.
Namun demikian, bukan berarti tujuan wisata di berbagai daerah Jateng tak menjadi prioritas pengembangan maupun penataan. Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyatakan, destinasi wisata lain tetap harus ditata, dikembangkan, dan mendapat perhatian serius dari pemprov maupun pemda.
Hal itu guna mewujudkan program Visit Jateng 2013 yang telah dicanangkan guna mendatangkan wisatawan lokal maupun asing. "Jateng memiliki banyak tujuan wisata, namun memang tidak semua masuk di tujuan wisata nasional. Meski demikian, kepala daerah tetap harus memiliki komitmen dalam penataan lokasi wisata," ujar Bibit dalam sambutannya ketika membuka jambore kelompok sadar wisata tingkat Jateng.
Bibit mencontohkan desa wisata Karangbanjar, Bojongsari, Purbalingga yang tahun 2010 lalu menjadi juara I desa wisata tingkat nasional. Desa tersebut tidak masuk dalam destinasi nasional, begitu pun dengan Oabong dan berbagai tujuan wisata lain.
Namun demikian, potensi wisata yang ada di Jateng tetap harus dikembangkan guna meningkatkan perekonomian masyarakat. "Berbagai keunggulan yang kami miliki tak ada artinya bula tak dimanfaatkan dan diberdayakan sebagai wadah promosi wisata. Kami berharap semua pihak turut mendukung program ini agar berhasil," ujarnya.
11 Tujuan
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo menuturkan, program yang dicanangkan merupakan kegiatan bersama yang harus didukung semua pihak. Dikatakan, perhatian pemerintah pusat dan provinsi cukup signifikan guna pengembangan destinasi wisata di Jateng.
Terbukti tahun ini sebanyak 11 tujuan wisata di Jateng akan dibenahi dengan dana bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp 50 miliar. Pembenahan tersebut merupakan bagian dari persiapan program Visit Jateng Year 2013 mendatang. "Saat program berjalan, kami menargetkan pengunjung ke Jateng mencapai 25 juta wisatawan nusantara dan 500 ribu wisatawan asing," ujar Prasetyo.
Dijelaskan, 11 tujuan wisata yang akan dibenahi yaitu Bukit Cinta dan Monumen Palagan Ambarawa (Kabupaten Semarang), Museum Kartini, Kapal Kuno Punjul Harjo (Kabupaten Rembang), Museum Binatang Purba, Kolam Pemandian Wonosoco (Kudus), Museum Ronggowarsito (Semarang), Pantai Kartini (Jepara), Kasunanan (Surakarta), Pantai Widuri (Kabupaten Pemalang), dan Linggo Asri (Kabupaten Pekalongan).

Soal Savety Guard, Belum Semua Tempat Wisata Siap

Posted: by Karis As A Trader in Labels: ,


Semarang, CyberNews. Menanggapi imbauan Niken Wijayanti Sip, Kepala Bidang Pemasaran Dusbudpar (Dinas Budaya dan Pariwisata) Kota Semarang tentang kesiapan keamanan sarana dan prasarana fasilitas di tempat wisata, khususnya mainan anak-anak, menjelang libur Lebaran, sejumlah pengelola tempat wisata menyikapinya dengan positif.
Ditemui CyberNews, secara terpisah, Jumat (19/8) Juremi, kepala pemasaran Wahana Air "Water Blaster" di kompleks Graha Candi Golf Jangli, Semarang mengatakan, pihaknya sudah memperhitungkan dan mengantisipasi segala kemungkinan terburuk dalam pengoperasian semua fasilitas di Water Blaster, sehubungan dengan datangnya musik libur Lebaran.
"Kami sudah siapkan savety guard yang memadahi, misalnya, selalu melakukan ceking alat dan fasilitas sebelum jam operasional dibuka oleh tim kami," kata Juremi di lokasi Water Blaster. Menurut Juremi ini penting, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya unsur sabotase.
Meski begitu, belum semua tempat wisata di Semarang terutama yang berfasilitas mainan anak-anak mempersiapkan savety guard. Beberapa diantara malah terkesan kurang siap menyambut Lebaran. 
( , Bambang Isti / CN31 / JBSM ) sumber : suara merdeka

Merapi Aman untuk Wisata Lebaran

Posted: by Karis As A Trader in Labels:


Yogyakarta, CyberNews. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menegaskan, status Gunung Merapi memang masih waspada, namun kawasan di lereng gunung itu aman untuk dikunjungi wisatawan.
Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTK Yogyakarta, Sri Sumarti mengatakan, jip offroad dan motor trail yang dikelola wisata Lava Tour Merapi boleh melayani pengunjung. "Yang tidak boleh dan masih sangat berbahaya adalah di kawasan puncak Merapi. Meski demikian pengelola Lava Tour tetap harus waspada dan hati-hati," ucapnya.
Ia meminta, pengelola Lava Tour Merapi memantau setiap perkembangan, terutama saat wisatawan membludak. "Kami akan selalu siap menginformasikan kondisi terkini dari aktivitas Gunung Merapi untuk keamanan dan kenyamanan bersama," janjinya.
Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini mengatakan, polisi mendirikan satu pos keamanan di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan untuk mengantisipasi membanjirnya wisatawan ke kawasan Lava Tour Merapi pada libur Lebaran ini.
"Seperti pada awal-awal kawasan Lava Tour ini dibuka, hampir setiap akses menuju kawasan tersebut terjadi kemacetan dan penumpukan kendaraan wisatawan, sehingga kami antisipasi dengan menempatkan personel satuan lalu lintas," katanya.
( Ant / CN31 ) Sumber : suara merdeka

Walikota Yogya Resmikan Kampung Wisata Basen

Posted: by Karis As A Trader in Labels:


Yogyakarta, CyberNews. Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto dan mahasiswa KKN PPM UGM meresmikan Kampung Basen, Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede, Yogyakarta sebagai kampung wisata yang berbasis potensi UMKM. Peresmian ditandai dengan pemukulan gong dan penandatangan prasasti yang disaksikan oleh Dimas dan Diajeng Yogyakarta. Selain itu, juga di launching website rwo4basen.com.
Pengembangan desa wisata Basen merupakan hasil kerja program mahasiswa KKN PPM UGM unit 61 yang selama kurang lebih 50 hari melaksanakan pemetaan dan pengembangan potensi kerajinan perak dan logam, kesenian, dan kuliner sebagai daya tarik wisata.
Herry Zudianto menyampaikan ucapan selamat kepada mahasiswa KKN PPM yang telah melakukan program kampung pengembangan wisata Basen. Menurutnya, pengenalan wisata itu sejalan dengan tren yang dilakukan berbagai negara di dunia yang menempatkan sektor wisata sebagai basis pertumbuhan ekonomi.
''Sektor pariwisata itu memberikan andil sekitar 15-16 persen pertumbuhan ekonomi negara, sehingga banyak negara yang melirik industri wisata untuk dikembangkan,'' katanya.
Lebih jauh ditambahkan, industri pariwisata menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar. Namun demikian, sektor wisata yang diunggulkan setidaknya memenuhi beberapa hal yang sering diinginkan para wisatawan yakni, apa yang bisa dilihat, apa yang bisa dimakan, apa yang bisa dibeli, dan apa yang unik serta dinikmati. ''Sehingga dibutuhkan peran kreativitas,'' katanya.
Mahasiswa KKN PPM Ferry Setiawan mengatakan, dengan pengenalan kampung wisata Basen itu diharapkan warga siap mengembangkan diri sebagai masyarakat yang mampu mengoptimalkan potensi daerahnya menjadi daya tarik wisata.
Ditambahkan, selama ini Kotagede merupakan daerah hasil kerajinan perak terbesar di Indonesia. Kerajinan perak itulah menjadi daya tarik utama pariwisata. Namun berbeda dengan Desa Basen yang berada di Kotagede, memiliki keunikan tersendiri ynag memiliki potensi untuk dikembangkan.
Dari keunikan dan aksesibilitas yang baik itulah dikembangkan untuk mendukung pariwisata Kotagede yang menjadu living museum yang menawarkan pengalaman pariwisata yang menggugah kelima indera wisatawan yakni ''sight smell'', ''sound'', ''taste and touch''.
Adapun website yang dibuat oleh mahasiswa KKN PPM, diharapkan semakin memperkenalkan Basen sebagai tujuan wisata dari dalam dan luar negeri. ''Tren wisatwan dunia saatini, mereka lebih dulu berkunjung ke internet sebelum memutuskan berwisata. Adanya website, harapan kita kian meningkatkan jumlah wisatawan,'' katanya.
Ketua RW 04 Basen, Wahono mengatakan, rintisan pengenalan kampung wisata yang dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM dirasakan manfaat yang sangat besar bagi warga Basen. Secara terang-terangan, Dia mengaku  puas atas pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa. ''Jika tiap tahun ada kegiatan KKN di Basen, manfaatnya sangat membantu warga basen,'' tambahnya.
( Bambang Unjianto / CN34 / JBSM ) Sumber : suara merdeka


JIKA Anda termasuk penyuka atau pencinta menu-menu makanan Nusantara, rasanya tak lengkap jika tidak mencicipi kuliner khas keraton Jawa. Buku ini memberikan petunjuk arah bagi mereka yang penasaran untuk mengetahui makanan-makanan apa saja yang biasa disajikan bagi para raja di keraton. Dan memang, tulisan tentang makanan favorit para raja, atau dalam buku ini disebut kersanan ndalem jarang —untuk tidak mengatakan tidak ada— terpublikasi dalam khazanah perbukuan di Indonesia.
Kata kersanan, dalam bahasa Jawa berarti yang sangat disukai, sementara ndalem selalu terkait dengan yang sangat dihormati terutama di kalangan masyarakat Yogyakarta dan Surakarta, yaitu Sultan (Yogyakarta) atau Sunan (Surakarta). Jadi maksud kersanan ndalem, dalam buku ini adalah sajian makanan beserta minuman yang sangat disukai oleh raja, karena ini menjadi istimewa apabila dikaitkan dengan kelezatan dan kenikmatan.Buku ini, secara bagus menggambarkan bagaimana seorang raja diperlakukan istimewa oleh seluruh rakyat terutama bangsawan (kerabat sang raja) dan seluruh abdi dalem. Dalam hal dhahar dalem (santapan bagi raja) ini, ada dapur khusus yang di Keraton Yogyakarta disebut sebagai pawon ageng.Pawon ageng dikepalai oleh seorang ahli masak dibantu beberapa orang staf, yang secara keseluruhan “tim masak” ini disebut sebagai boja. Setelah bahan-bahan dimasak dan siap dihidangkan, ada kelompok lain yang mengerjakan, yaitu abdi dalem keparakan. Abdi dalem ini mengusung jodhang berisi hidangan santapan raja.Minuman yang akan dipersembahkan pada raja atau Sultan dibuat dan dihidangkan oleh abdi dalem patehan. Demikian setiap hari, kejadian ini masih berlangsung di dalam Keraton Yogyakarta hingga saat ini (halaman 24).IstimewaApa saja yang disantap raja atau tentu istimewa. Kalau kenikmatan itu universal, tentu sangat bagus apabila makin banyak yang ikut merasakan. Dan ternyata sebagian besar dari kersanan ndalem itu banyak yang hingga sekarang juga menjadi menu masakan masyarakat (seperti bobor komplet, gudeg, opor ayam), meskipun beberapa yang lain sudah tidak dikenal (seperti manuk enom, kongos, wedang adulimo).Karena itu, kehadiran buku ini tentu merupakan terobosan baru dalam mengisahkan sisi lain para raja, yang ternyata sangat menyukai kuliner Nusantara, dan bahkan gemar memasak sendiri. Dikisahkan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX selalu meluangkan waktu di antara kesibukan di lingkungan keraton maupun di pemeritahan RI dengan melakukan kegiatan kesukaan, yaitu memasak.Hal ini bertujuan untuk menyenangkan dan mendidik putra-putrinya (berusia 6-18 tahun) dan para istri, baik di dalam keraton (di Gedong Jene) maupun di luar keraton di Pasanggrahan ndalem Ngeksi Gondo di Kaliurang.Aktivitas memasak Sri Sultan itu dilakukan berkisar 1956-1962, ketika ia menjabat sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta maupun saat menjabat sebagai menteri Ekuin.Sri Sultan, yang pernah pula menjabat sebagai wakil presiden era Soeharto itu tetap melanjutkan kegemaran memasak di keraton. Sebulan sekali dia pulang ke keraton dan mengumpulkan para istri serta putra-putri untuk memasak bersama dengan menu lombok kethok, sop bun tut sapi, dan kue panekuk isi enten-enten (dibuat dari parutan kelapa yang dicampur dengan gula Jawa yang telah dicairkan) (halaman 58).Akhirnya, dapatlah dikatakan bahwa buku ini ditulis selain sebagai sarana untuk memperlihatkan kekayaan kuliner keraton (terutama Yogyakarta) juga sebagai sarana pewarisan budaya berupa tata cara makan, memasak, dan menyajikan masakan tersebut, terutama di lingkungan para bangsawan, yaitu kelompok elite masyarakat Yogya tempo dulu. Mengungkap tata cara ini sungguh mengasyikkan, karena ternyata dapat dipandang sebagai cara masyarakat memanfaatkan bahan pangan di sekitar berdasarkan kearifan lokal.Hal ini sangat mendukung keberlanjutan pengelolaan hasil bumi setempat yang berujung pada ketahanan pangan masyarakat.Selain itu, buku ini semakin lengkap dan menarik karena di samping memberikan informasi seputar menu-menu makanan kesukaan para raja, juga ditampilkan cara membuatnya. Buku ini komplit. Di dalamnya terdapat muatan sejarah, sekaligus pengetahuan tentang makanan-makanan khas keraton, yang mencakup menu makanan pembuka, makanan utama, lauk-pauk, kudapan, makanan penutup, dan minuman.Di setiap menu itu masih dirinci lagi ragam nama makanan dan minuman. Buku ini diharapAkan dapat menginsipirasi para pengusaha kuliner lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usahanya.
========================
Judul    : Potret Kekayaan Kuliner Yogyakarta "Kersan Ndalem", Menu Favorit Para Raja
Penulis    : Murdijati Gardjito, dan kawan-kawan
Penerbit : Kanisius
Cetakan    : Pertama, Oktober 2010
Tebal    : 232 halaman
(Ali Usman-33/CN15) sumber : Suara merdeka

hot.detik

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."