Semarang & Sekitarnya
31 Mei 2010
Benahi Transportasi dan Pariwisata
SEMARANG- Wali Kota terpilih, Soemarmo HS diminta membenahi penataan sektor transportasi dan pariwisata pada masa kepemimpinannya. Pasalnya, pariwisata yang ada selama ini belum tergarap secara maksimal. Penataan ulang sistem transportasi juga mendesak untuk mengurangi kesemrawutan.
Ketua Komisi B DPRD Kota, Agung Purno Sarjono, mengharapkan wali kota yang baru nantinya dapat membenahi pariwisata dengan baik.
Beberapa tempat wisata yang ada di Kota Semarang, pelayanan dan infrastruktur pendukung belum maksimal. Pemerintah semestinya membuat pelayanan yang memadai agar dapat mengelola dengan baik.
”Misalnya, dibangun beberapa bangunan yang dibutuhkan. Kalau itu bisa dibangun dan mudah diakses masyarakat, pasti akan lebih menarik. Yang tak kalah penting adalah mengoptimalkan pengelolaan sampah, sehingga tak berserakan,” ungkap Agung.
Dia mencontohkan Pantai Maron yang belakangan mengundang minat masyarakat untuk berdatangan. Dia memandang, kalau dimungkinkan untuk melibatkan pihak swasta mesti untuk menangani penanggulangannya melibatkan instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Kelautan, dan Dinas Bina Marga.
Pemkot harus bisa mengoptimalkan benar potensi itu, dimulai dari pembuatan konsep dan perancangan yang diimbangi dengan sosialisasi ke masyarakat luas.
Kejar Ketinggalan
Sementara itu, pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, ada beberapa program pembenahan transportasi yang mendesak dilakukan pemkot untuk mengejar ketertinggalan dibanding kota-kota lain.
Dia mencontohkan, Pemkot Semarang sudah pernah ditawari untuk penerapan Intelligent Transport System-Area Traffic Control System (ITS-ATCS) dua tahun lalu.
”Tapi tidak ada respons. Solo saja sudah memasang ATCS sejak 2005, Semarang kapan? Padahal manfaatnya banyak dan bisa menunjukkan kalau Semarang termasuk kota yang maju dalam penataan transportasi,” katanya.
Menurutnya, sistem ITS-ATCS sangat efektif digunakan untuk memantau kondisi lalu lintas di persimpangan jalan. Dia mengharap agar beberapa program penataan transportasi yang selama ini tersendat harus direalisasikan dan dioptimalkan. Misalnya BRT Trans Semarang. Kalau dioptimalkan bukan tidak mungkin BRT bisa mendorong sektor pariwisata.
Yang tak kalau penting adalah pembenahan dan perbaikan jalan rusak yang kerap terjadi di sebagian besar Kota Semarang setiap kali hujan. (H21,H37-18)