|Pakaian Renang dan Pakaian Dalam  |  Laptop dan Netbook  |  Jogja Antik   |  Tebing Siung |  Climbing Activity  |  Panjat Tebing Sleman  |  Bayi Sehat Bertaman dan Berkebun|

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."

Kliping Sinar Harapan : Pasar Imlek Semawis Simbol Pelestarian Budaya dan Bisnis

Posted: Tuesday, June 1, 2010 by Karis As A Trader in Labels:

SEMARANG – Sejak Imlek tahun 2004, kalangan Tionghoa Semarang menggelar Pasar Imlek Semawis di kawasan Pecinan mulai Jalan Wotgandul Timur, Gang Baru, Gang Belakang, Gang Gambiran, Gang Tengah dan Gang Besen. Upaya Pemerintah Kota Semarang merevitalisasi Pecinan sebagai kawasan wisata bagaikan gayung bersambut dengan kalangan Tionghoa yang mendominasi kawasan itu.

Begitu Pasar Imlek Semawis digelar tiga hari berturut-turut menjelang puncak Imlek, jalan-jalan yang pada hari-hari biasa menjadi pusat bisnis perdagangan, sudah dipenuhi banyak stand. Pejalan kaki menapaki sisi kiri dan kanan jalan. Di tengah jalan yang disebut gang itulah puluhan stand makanan, minuman, barang-barang beraroma China, hingga aneka dagangan lainnya digelar.

Budaya China memang berpadu apik dengan kepentingan bisnis. Warga Tionghoa yang sejak penjajahan Belanda dipaksa menjadi pedagang itu, kini makin menunjukkan eksistensinya. Di 180 stand di sepanjang jalan 400 meter itulah mereka menampilkan kemahiran berdagang dan berproduksi. Ada produsen kue yang menggelar stand, ada juga penjual jasa akupunktur serta pijat urat. Meski demikian, beberapa stand terisi oleh warga Jawa yang menjual aneka makanan khas Semarang.

Sejak era keterbukaan budaya yang dimulai ketika pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), seni kaligrafi China mulai mendapatkan tempat. Para orang tua unjuk gigi mendemonstrasikan menulis huruf China. Pengunjung yang meminta namanya ditulis dalam huruf China dilayani gratis.

“Kami memang berharap Pasar Imlek Semawis menjadi perekat komunikasi masyarakat Semarang. Apalagi di kawasan Pecinan ini bersinggungan beberapa budaya dan masyarakat. Selain keturunan Tionghoa, ada juga orang-orang India maupun Pakistan, serta orang Jawa,” tutur Panitia Pasar Imlek Semawis Benita Eka Arijani. Di Semarang, dari 1,3 juta warga, sekitar 200.000 adalah keturunan Tionghoa.
sumber: http://www.sinarharapan.co.id/berita/0601/28/sh12.html

hot.detik

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."