|Pakaian Renang dan Pakaian Dalam  |  Laptop dan Netbook  |  Jogja Antik   |  Tebing Siung |  Climbing Activity  |  Panjat Tebing Sleman  |  Bayi Sehat Bertaman dan Berkebun|

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."

Dugderan di MAJT Sepi Pengunjung

Posted: Tuesday, August 10, 2010 by Karis As A Trader in Labels:

Semarang, CyberNews. Dugderan di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah dari awal penyelenggaraan hingga Jumat (6/8), sepi pengunjung. Padahal, Dinas Pasar Kota mengkonsep kawasan itu sebagai loksi kedua dugderan selain Johar.

Beberapa pedagang dan pengelola wahana permainan mengeluhkan kondisi itu. Mereka berharap, Dinas Pasar Kota lebih menyosialisasikan dan mengarahkan masyarakat untuk mengunjungi dugderan di MAJT.

"Harusnya, Dinas Pasar juga memerhatikan para pedagang di MAJT, sehingga keuntungan yang kami dapat, tidak sangat minim dan hanya cukup untuk makan. Lagipula, retribusi uang sewa dan kebersihan yang ditarik, sama dengan para pedagang di Johar," ujar Tole (25), salah seorang pengelola wahana permainan, Jumat (8/6).

Berdasar pantauan, para pedagang dan pengelola wahana permainan hanya berdiam diri menunggu pengunjung yang tak kunjung datang. Selain itu, hanya terlihat beberapa lapak yang masih bertahan di MAJT sedangkan yang lain memilih pindah ke Johar.

Tole menuturkan, sebetulnya ingin memindahkan alat permainan ke Johar, tetapi dilarang Dinas Pasar karena tempatnya sudah tidak ada. "Akhirnya, terpaksa tetap di sini hingga selesai dugderan, meski dengan kondisi memprihatinkan." tambahnya.

Kondisi pedagang dugderan di MAJT memang kontras dengan pedagang di Johar. Mulai siang hari, dugderan di Johar sudah banyak dikunjungi masyarakat, sedangkan di MAJT, meski para pedagang sudah siap berdagang pukul 16.00, tetapi pengunjung baru datang sekitar pukul 20.00-22.00. Itupun sangat sedikit yang datang.

Menurut Nur Rahmat (46) pedagang gerabah asal Jepara menuturkan, melihat kondisi sepi pembeli, sebetulnya ingin pindah ke Johar, tetapi mempertimbangkan biaya sewa yang lebih mahal jika memaksakan diri pindah ke Johar. "Selain itu, harus membayar biaya angkut lagi. Saya nrimo saja kondisi ini meski keuntungan hanya Rp 25 ribu-30 ribu perhari." katanya.

Keuntungan pedagang gerabah memang sangat minim jika dibandingkan dengan pedagang di Johar. Beberapa pedagang gerabah di Johar mengaku, mendapat keuntungan Rp 100 ribu-150 ribu perhari. Itu jika kondisi relatif stabil, tidak terlalu ramai pembeli. Meski begitu, para pedagang di MAJT mengakui, keamanannya terjamin seperti tidak pernah dipalak.
sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/08/06/61753/Dugderan-di-MAJT-Sepi-Pengunjung

hot.detik

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."