|Pakaian Renang dan Pakaian Dalam  |  Laptop dan Netbook  |  Jogja Antik   |  Tebing Siung |  Climbing Activity  |  Panjat Tebing Sleman  |  Bayi Sehat Bertaman dan Berkebun|

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."

Pedagang Dugder Mengaku Rugi

Posted: Wednesday, August 11, 2010 by Karis As A Trader in Labels:

SEMARANG TENGAH - Sebagian pedagang dugderan yang membuka dasaran sejak 1 Agustus lalu mengaku rugi. Sebagian lainnya mengeluhkan, keuntungan yang diperoleh jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Para pedagang menyampaikan, keuntungan yang didapat tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan selama dugderan terutama untuk sewa lapak, membayar pekerja, dan pengeluaran logistik sehari-hari.

Budi (35), pedagang mainan mengaku, sejak keikutsertaannya pada dugderan pada 2005, keuntungan paling sedikit dialami pada tahun ini. ”Tahun-tahun sebelumnya keuntungan rata-rata perhari Rp 125 ribu-150 ribu, tetapi sekarang maksimal hanya Rp 75 ribu. Padahal, ini belum dikurangi untuk biaya makan perhari, sewa lapak, dan membayar seorang pekerja,” ujarnya, kemarin.

Hal senada dituturkan Idan (22). Penjual sandal dan sepatu asal Sukabumi ini menjelaskan, keuntungan yang didapat tahun ini rata-rata menurun hampir 100 persen dari beberapa tahun lalu yang rata-rata Rp 400 ribu per hari. ”Pembeli sepi tak seperti beberapa tahun lalu. Dulu, hingga beberapa hari terakhir dugderan, selalu dijejali pembeli hingga berdesakan di jalan depan lapak,” katanya.

Sepinya pembeli, justru membuat Idan ingin cepat memberesi lapaknya dan pindah berjualan ke tempat lain. Ia sudah mulai meringkasi dagangannya mulai kemarin sore.

Hal serupa diikuti Nur Hayati (52). Pedagang pakaian yang biasa mangkal di Pasar Karangayu ini beralasan selain karena minim pembeli, pengelola genset yang menyalurkan listrik ke lapak-lapak, sudah pulang kemarin.

Nur memprediksi, sepinya dugderan kali ini dikarenakan waktunya bertepatan dengan awal tahun ajaran baru dan terbaginya dugderan di dua tempat.
Beresi Lapak Berdasar pantauan Rabu (11/8), pedagang makanan seperti bakso, mie ayam, dan soto sudah mulai memberesi lapaknya. ”Kalau sudah masuk puasa, dagangan makanan tidak laku,” ujar Budi, pedagang bakso.

Sementara pengelola wahana permainan, baru akan membereskan alat-alat permainan mulai tengah malam ini.

”Ini sesuai kontrak sewa lahan dengan pemkot. Kalau tak mematuhi, Satpol PP akan bertindak tegas. Kami tak berani membantahnya. Daripada tergesa-gesa melepas alat-alat, kami memilih melakukannya besok tengah malam (malam ini-Red),” tutur Agus Saputra (22), pengelola asal Magelang yang akan pindah tempat mrema ke Tuban.

Agus juga mengakui, keuntungan tahun ini lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya. ”Persentasenya sekitar 50 persen dari sebelumya Rp 225 ribu per hari menjadi Rp 150 ribu per hari.” (hdq-67)
sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/08/12/120194/Pedagang-Dugder-Mengaku-Rugi

hot.detik

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."