|Pakaian Renang dan Pakaian Dalam  |  Laptop dan Netbook  |  Jogja Antik   |  Tebing Siung |  Climbing Activity  |  Panjat Tebing Sleman  |  Bayi Sehat Bertaman dan Berkebun|

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."

Hari Pertama, Dugderan Belum Ramai

Posted: Tuesday, August 10, 2010 by Karis As A Trader in Labels: ,

Semarang, CyberNews. Dugderan di hari pertama (1/8), ternyata belum mendapat respon yang tinggi dari masyarakat Semarang terbukti dengan belum ramainya pembeli.

Beberapa pedagang yang ditemui, Minggu sore mengaku dari pagi belum mendapat keuntungan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. "Saya belum tahu apa penyebabnya, padahal ini hari libur. Biasanya, kalau hari libur, sehari saya bisa mengantongi keuntungan lebih dari Rp 100.000. Saya berharap beberapa hari ke depan, terutama hari Minggu, pengunjung bisa meningkat sehingga keuntungan bisa lebih besar," ujar Ari, salah seorang pedagang makanan khas semarangan.

Hal sama diakui Suminah, pedagang gerabah. "Pembeli masih terlihat minim, meski pengunjung tidak bisa dikatakan sepi. Padahal, saya dengar Pemkot telah berusaha menyosialisasikan dugderan dengan lebih gencar termasuk dengan memusatkan lokasi dugderan di kawasan Johar."

Meski kami tak mengejar target pendapatan saat mrema ini, ujar dia, tetapi kami beharap minimal bisa mengantongi uang guna kebutuhan sehari-hari di lokasi dugder dan untuk keluarga di rumah. "Saya orang nggak punya mas, makanya nrima saja dengan laba yang didapat. Saya tak mau muluk-muluk, yang penting bisa makan secukupnya," ujarnya.

Menurutnya, keuntungan dari dugderan biasanya disisihkan untuk kebutuhan beberapa hari mendatang setelah acara dugderan usai. "Kalau saya habiskan saat ini juga, keluarga bisa kelaparan mas," tuturnya dengan wajah memelas.

Salah seorang pengunjung, Ali Mustofa mengatakan, agar acara dugderan bisa ramai dan semarak, mestinya ada langkah inovatif baik dari pedagang atau pemkot. "Pemkot bisa memfasilitasi hadirnya pedagang yang menjual dagangan berbeda atau jenis dagangan sama, tetapi ada perbedaannya, tidak membosankan seperti saat ini," katanya.

Meski demikian, Ali mengatakan upaya pengembalian pusat dugder ke kawasan Johar yang dilakukan pemkot, sudah sangat baik, termasuk upaya meminimalisasi premanisme di lokasi dugder. "Mungkin, kemasan acaranya saja yang diperbaiki. Harus ada konsep baru dan tak terkesan dugderan itu jadul atau kuno meski merupakan even tradisi turun-temurun."

Sebelumnya, pihak pemkot melalui Dinas Pasar dan Dinas Pariwisata memang telah berupaya memperbaiki acara dugderan dan mengkonsep berdasar tradisi awanya yakni memindahkan lokasi ke kawasan Johar.

Dinas Pasar bertugas mengkonsep acara secara langsung dan membuat penyelenggaraan setertib mungkin. Sedangkan Dinas Pariwisata diharuskan mempromosikan even dugder sebagai even wisata Semarang, termasuk dengan memasang lampu warak dan replika warak ngendok dari Jalan Pemuda hingga kawasan Masjid Agung Kauman.

hot.detik

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."