|Pakaian Renang dan Pakaian Dalam  |  Laptop dan Netbook  |  Jogja Antik   |  Tebing Siung |  Climbing Activity  |  Panjat Tebing Sleman  |  Bayi Sehat Bertaman dan Berkebun|

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."

Sepeda Subuh, Menikmati Bandung Dalam Hening Pagi

Posted: Thursday, May 13, 2010 by Karis As A Trader in Labels:

Oleh Ismail Agung

Bersepeda memang tidak mengenal waktu. Tidak harus pagi, siang, sore atau malam. Subuh-subuh juga bisa kok. Bersepeda subuh, Gak salah? Lah apa salahnya. Dingin iya, sepi iya, nikmat juga iya. Cihuy!
Kapan lagi coba bisa bersepeda sambil menguasai jalanan kota yang setiap harinya selalu penuh dengan hiruk pikuk mesin-mesin dengan raungan garang dan dengusan nafas hitam segar menyesakkan.
Sabtu subuh kami (saya dan teman-teman dari Komunitas Sahabat Kota) diundang oleh Bandung Cycle Chic selaku pengagas kegiatan dan berkumpul di Taman Cikapayang tepat pukul empat pagi, ya lebih-lebih dikitlah. Maklum ada yang telat bangun gitu deh.

Jalanan kota Bandung masih menyisakan lembab dan basah akibat hujan semalam. Menyegarkan, meskipun dingin tapi lumayan nggak terlalu dingin-dingin amat.
Setelah semua personel yang mengkonfirmasi kehadiran datang kami lalu memulai perjalanan menuju Masjid terdekat untuk shalat Subuh Berjamaah terlebih dahulu di Masjid Salman ITB. Barulah sehabis shalat kami menuju titik pagi yang pertama yaitu Jembatan Cikapayang di daerah Dago.
Selama ini saya hanya cukup mengidam-idamkan bagaimana suasana jembatan di kala subuh. Sekarang bisa melihat lampu-lampu pemukiman yang baru membuka mata dan sepinya kendaraan-kendaraan yang biasa melintas dengan kecepatan tinggi. Karena jalanan sepi, kami pikir ini adalah kesempatan yang lumayan untuk berfoto “gila-gilaan” di tengah jalan dan di antara tiang-tiang pancang jembatan.
Puas menjadi foto model, kami lalu bergerak ke selatan ke arah Stasiun Bandung. Mengejar kereta. Sungguh beruntung, kami bisa bertemu dan melihat kereta memulai perjalanan dan melihat kesibukan pengawai kereta memutar lokomotif agar bisa berbalik arah.
Disela-sela stasiun kami mencoba untuk mencicipi santapan berupa cakueh dan odading atau orang Jakarte bileng Kue guling dan Kue bantal. Kuenya masih panas-panas hangat. Untuk kedua kue ini saya beri nilai 8 karena kehangatannya. Baca artikel selengkapnya di sini atau kunjungi website www.mahanagari. com.

hot.detik

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."