|Pakaian Renang dan Pakaian Dalam  |  Laptop dan Netbook  |  Jogja Antik   |  Tebing Siung |  Climbing Activity  |  Panjat Tebing Sleman  |  Bayi Sehat Bertaman dan Berkebun|

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."

Trip ke Yogya bersama mlancong.com

Posted: Friday, May 14, 2010 by Karis As A Trader in Labels: ,

Selepas sholat Isya sepulang dari kantor di kawasan menteng saya meluncur ke gambir sekitar pukul 19.30WIB, meeting point dengan teman-teman yang akan pergi ke Yogya terletak di Dunkin Donuts sisi utara stasiun gambir. Disana telah menunggu sang pemimping Mlancong.com Bapak Akhmad Masun dan Isteri Mbak Yudha dan putri dan putra beliau, pasutri Budi Dermawan dan Ratih Hesma. Selanjutnya Bapak Lukman dan Ibu Opi berikut keponakannya Nadira. Setelah lengkap kami segera menuju ke atas karena kereta Eksekutif Taksaka Jurusan Jakarta Yogyakarta telah menunggu. Karena sudah lelah perjalanan yang ditempuh kurang lebih 8,5 jam membuat kami tertidur dan sekitar pukul 5.30 kereta berhenti di Stasiun Tugu. Saya dan Hesma langsung bernarsis berfoto-foto di depan stasiun tersebut.

Selanjutnya dengan 2 kendaraan avanza kami menuju ke rumah Ibu Hj.Taji Danukusumo dimana tempat kami menginap. Rumah yang asri kami selanjutnya membersihkan diri masing-masing untuk segera melakukan perjalanan berikutnya untuk sarapan pagi di Soto Kudus Panjunan Jln Magelang Km 7 Sleman Yogyakarta depan Dealer mobil Toyota dan Nisan. Perlu diketahui Rumah Makan Soto Kudus Panjunan ini milik Keluarga Ibu Hj Taji Danukusumo dan telah dikunjungi pejabat-pejabat negara seperti Ibu Megawati Soekarnoputri dan lain-lain.
Setelah kenyang dengan Soto Kudus berikut sate usus dan sate telur puyuh perjalanan berikutnya adalah ke Keraton. Di keraton banyak turis lokal maupun mancanegara sudah memasuki tempat ini. Kami ditemani oleh seorang Tour guide yang maaf namanya saya lupa. Kami berkesempatan untuk memotret diorama dimana ditampilkan boneka-boneka yang berbusana kepangkatan dan mengisahkan tradisi putra putri keraton. Diantaranya busana para prajurit, mbok emban, busana putra putri. Di samping melihat diorama kami juga diperlihatkan ruangan foto-foto raja yang pernah dan masih berkuasa di Yogyakarta. Juga ruangan kereta disini sempat suasana magis terlintas di perasaan kami ketika melihat kereta-kereta yang tersimpan dan tertata apik di ruangan istana.
Setelah cukup puas membuat dokumentasi dan keterbatasan waktu, kami segera menuju ke Taman Sari. Hawa panas Yogyakarta yang menyengat berganti cerah ketika memasuki area Tamansari yang sejuk dan indah. Bangunan ini telah mengalami renovasi sehingga tampak kokoh dan semakin asri. Air di kolam yang berwarna biru kehijauan menambah segar pemandangan. setelah cukup lelah berkeliling Taman Sari dan tentu saja tidak lepas dengan kenarsisan kami bergaya segera kami menuju ke tempat makan siang SGPC singkatan dari Sego Pecel UGM. Kami sempat takjub karena rupanya ada live music dengan vocalis seorang ibu bergaya gypsi dan juga pemain band yang sangat berbakat dan seorang dancer ibu-ibu juga yang sudah berumur tapi sangat energik, Pak AMGD menyebutnya Tina Turner. Kami sangat menikmati makan siang ditempat ini. Benar Sego Pecel UGM dengan harga mahasiswa rasanya yahut....
Berikutnya kami kembali ke Jombor ke penginapan untuk mandi sore dan istirahat sejenak.Peserta yang menyusul dari Jakarta Bapak Iwan bergabung dengan kami disini. Sekitar pukul 15.00WIB perjalanan selanjutnya adalah ke Ratu Boko. tepatnya Candi Boko terletak 5 km sebelah utara candi prambanan. Ratu Boko sebenarnya adalah tempat tinggal raja (maaf saya lupa di zaman rakai pikatan?) ditempat ini kami sangat puas berfoto dan bergaya. Area yang luas dan berbukit ditambah pemandangan beberapa anak domba yang lewat mengesankan bahwa tempat ini dulunya sempat menjadi tempat tinggal para penduduk dan sekitar tahun 1980 penduduk dipindahkan ke tempat yang lain. Kini hanya sekitar 4 rumah penduduk yang masih berdiri di sekitar area Ratu Boko.

Tidak terasa menjelang senja kami segera bergegas menuju Candi Prambanan untuk bersiap-siap melihat Ramayana Ballet. Kami menyantap makan malam di restoran yang indah di dekat candi prambanan berupa Buffet dinner dengan harga Rp 70.000,- /orang. Setelah selesai makan segera menuju tempat pagelaran. Posisi kami duduk sangatlah strategis dan dekat panggung sehingga kami sangat jelas melihat para penari Ramayana Ballet yang berjumlah +/-200 penari hilir mudik menampilkan tarian yang begitu elok selama hampir 2 jam diiringi jeda sekitar 10 menit. Kesempatan untuk berfoto bersama para penari menjadi ajang yang menarik karena para penonton berlari berlomba-lomba berfoto bersama. Karena cukup lelah acara yang diagendakan berikutnya nongkrong di alun-alun sambil minum wedang ronde dibatalkan kami memutuskan untuk tidur dan mempersiapkan fisik acara besok pagi.
Hari kedua dan sekaligus menjadi hari terakhir kami di Yogyakarta diisi dengan makan pagi nasi+gudeg+sambel krecek sedap nikmat di kediaman Ibu Hj Taji Danukusumo. Setelah itu menuju parangtritis dimana kami bermain-main dengan ombak panta yang cukup besar di pantai depok, Hesma sampai harus membeli baju ganti karena terjangan ombak di tepi pantai, sementara saya yang sempat terjatuh dan basah membiarkan diri kering dengan sendirinya. Setelah sempat makan jagung bakar segera kami menuju pantai parangkusumo. Di pantai ini kami berkesempatan menyewa andong/dokar dimana 1 andong bisa menampung 2 orang dewasa dan 1 anak kecil Jadilah kami menyewa 3 andong. Kami juga bernarsis dia berfoto bersama kuda.
Perjalanan yang paling mengesankan adalah ke Makam Imogiri. Disini kami harus melewati anak tangga yang lumayan melelahkan hampir lebih dari 500 anak tangga harus dilewati dan untuk masuk ke pemakaman Sultan Agung Mataram kami harus mengenakan kemben bagi wanita yang bisa disewakan Rp 5000/per orang belum lagi biaya sukarela untuk jasa orang yang membantu memakaikan. Kami sarankan agar membawa uang ribuan yang banyak karena kami juga harus membeli bunga dan menyan untuk dibakar di atas. Setelah nyekar di Makam Sultan Agung Mataram dan Istri kami lalu segera berfoto ria di depan gapura untuk mengabadikan moment berpakaian adat jawa.

Lelah menaiki area Pemakaman Imogiri tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 13.00 perut kami sudah kelaparan rencana kami menuju warung makan di dekat sawah berganti ke restoran Seafood keluarga yang nikmat. Sampai disini kami disambut hujan lebat sehingga menambah selera makan kami menjadi tinggi.
Berikutnya agenda yang tidak terlupakan adalah menuju Pasar Beringhardjo kesempatan memburu batik dan souvenir tidak kami lupakan. Ada sisa waktu dimana parkir mobil di kat Benteng Vredenberg kami menuju benteng tersebut dan hanya membayar Rp 750/orang. Di benteng yang mirip suasananya dengan Taman Fatahillah banyak turis melakukan pemotretan atau hanya sekedar duduk-duduk saja. Tempat yang sangat asri dan tertata apik ini sangat cocok untuk foto prewedding.
Akhirnya malam pun tiba setelah merapihkan semua yang telah terbelikami segera pamit dari penginapan Jombor dan makan Bakmi Pele (Bakmi Jowo) yang terletak di alun- alun utara keraton. Selanjuntnya dengan Kereta Eksekutif jurusan Malang-Yogyakarta- Jakarta pada pukul 11.50 kami masuk dan meninggalkan kota Yogyakarta yang tidak mungkin kami lupa akan kayanya budaya, keramahan dan kulinernya.. .Sampai bertemu lagi di trip ke Yogya berikutnya bersama mlancong.com
By : Ita Mugizanti

hot.detik

"jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan bunuh sesuatu kecuali waktu."